Ketertarikan Pada Desain Komunikasi Visual

Dandi Hermawan
202246500077
R4B
Kajian Seni Rupa dan Desain

Teman-teman yang membaca blog ini, perkenalkan saya Dandi Hermawan seorang mahasiswa semester 4 di Universitas Indraprasta, program studi DKV. Dalam tulisan ini, saya akan menceritakan mengapa tertarik dengan DKV.

Awal mulanya, saat saya masih berada di bangku Sekolah Dasar, saya selalu antusias ketika akan belajar kala itu nama mata pelajarannya seni budaya dan keterampilan atau bisa disingkat SBK. Yang paling saya senang saat mata pelajaran tersebut yaitu jika disuruh untuk menggambar, seperti biasa membuat pemandangan dengan dua gunung, sawah, saung/tenda, jalan raya, dan matahari antara dua gunung tersebut, kesukaan itu pun berlanjut hingga saya lulus SD pada tahun 2012. Saat SMP mulai memberanikan diri untuk menggambar dengan tingkat kesulitan diatas sebelumnya, yaitu membuat realis wajah. Awalnya saya hanya mencontoh sketsa yang sudah jadi lalu saya buat ulang dan tentu hasilnya masih jelek. Ya karena alasan suka, saya tetap melakukannya.

Masa SMA pun tiba, tidak terasa pada tahun 2015 saya sudah berada di bangku SMA. Pada masa ini saya mencoba menggambar dari wajah asli manusia lalu saya buat realis, saya tidak memakai anatomi dan proporsi, hanya mengandalkan feeling dalam melakukannya. Hasilnya terus meningkat ketika dibandingkan saat SMP, mungkin kesalahan tidak belajar dasar bentuk wajah dan proporsi wajah dalam menggambar realis sehingga dalam pengerjaan membutuhkan waktu lama dibanding jika kita memahami dasar-dasarnya.

SMA saya mencoba mengikuti di bidang seni lain, yaitu kegiatan ekstrakulikuler teater. Awal mulanya saya tidak tertarik mengikuti teater saat kelas 1 SMA karena saya merasa malu untuk mengikutinya dan tidak sanggup melakukannya. Pada kelas 2, eskul tersebut melakukan open recrujtment anggota baru, sebelumnya saya sudah mulai tertarik karena melihat kegiatan dan orang di dalamnya menyenangkan seperti membuat pementasan tunggal, lomba, dan kegiatan lainnya. Akhirnya saya bergabung menjadi anggota teater tersebut, setelah bergabung banyak sekali ilmu dan kemampuan yang saya dapat. Tidak hanya berdrama saja namun belajar juga hal-hal lain seperti artistik yang membuat properti, tata cahaya, tata suara, make up, musik, membuat kostum, menjadi asisten sustradara dan banyak lagi. Teater menambah cerita dan pengalaman SMA saya menjadi berwarna.

Mata pelajaran yang saya suka sejak SD yaitu SBK, siswa diberi tugas untuk melukis namun uniknya kita tidak membeli kanvas tetapi kita membuat kanvas sendiri bersama teman sekelas, seperti membeli kayu, kanvas yang menggunakan kain blacu lalu di cat putih, dan tugas lain yang menurut saya sangat menyenangkan adalah penampilan perkusi dari alat bekas, tugas tersebut membuat kreatifitas meningkat karena tidak boleh menggunakan alat musik perkusi yang sudah jadi, harus berasal dari barang bekas. Masa-masa akhir SMA, saya terlibat dalam tim dokumentasi atau multimedia di sekolah untuk membuat video dokumenter dan buku tahunan, saat itu saya lebih fokus pada pembuatan video catatan akhir sekolah, hasilnya menurut saya pada saat itu bagus namun ketika melihatnya beberapa tahun setelah lulus, sepertinya tidak bagus.

Lulus pada tahun 2018, saya tidak bisa melanjutkan kuliah karena biaya yang menurut saya dan orang tua tidak cukup jika melanjutkan kuliah, lalu saya kerja dari 2019 sampai 2022. Akhirnya tahun 2022 saya mencoba melanjutkan kuliah meskipun cukup lama jarak waktunya. Mengambil jurusan DKV karena saya pikir sejak SD sampai SMA saya selalu dekat dengan dunia seni seperti desain, melukis, bermain gitar, dll. Menurut saya ketika kita melakukan hal yang kita suka rasanya akan terasa lebih ringan melakukannya dibanding dengan hal yang tidak kita suka. DKV bukan ilmu yang mudah karena tujuan DKV menurut saya bagaimana kita bisa membuat konsep lalu menjadi karya dan pesan karya tersebut bisa diterima dengan mudah oleh khalayak yang dituju.

Mungkin hanya itu cerita mengenai ketertarikan saya kepada desain komunikasi visual yang saat ini masih terus belajar lebih lagi. Karena sehebat apapun bakat yang kita milikki jika tidak konsisten akan sulit untuk berkembang lebih luas lagi.

Terima kasih.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

EKSPRESIVISME LEO TOLSTOY PADA VIDEO KLIP "33X" PERUNGGU BAND SERTA PENGARUHNYA TERHADAP EMOSI PENONTON

ANALISIS SEMIOTIKA ROLAND BARTHES PADA VIDEO KLIP “33x” PERUNGGU

EKSPRESIVISME LEO TOLSTOY PADA VIDEO KLIP "33X" PERUNGGU BAND SERTA PENGARUHNYA TERHADAP EMOSI PENONTON