ANALISIS SEMIOTIKA ROLAND BARTHES PADA VIDEO KLIP “33x” PERUNGGU
ANALISIS SEMIOTIKA ROLAND
BARTHES PADA VIDEO KLIP “33x” PERUNGGU
ABSTRAK
Pesan sebuah lagu tidak
hanya dapat dipahami dalam bentuk audio saja, namun dengan bentuk visual dapat
menambah dan menguatkan pesan yang ingin disampaikan. Pada lagu “33x” milik
Perunggu memiliki arti yang mendalam, video klipnya yang dibuat sederhana
membuat penonton seperti melihat sebuah film pendek. Analisis ini menggunakan semiotika
Roland Barthes, yang menyatakan tanda dapat dilihat dengan 3 makna denotasi,
konotasi, dan mitos. Video klip ini secara keseluruhan menggambarkan kehidupan
suatu keluarga yang menangkat masalah keluarga yang dihadirkan melalui visual
pada video klip ini.
I.
PENDAHULUAN
Suatu lagu biasanya disajikan
tidak hanya dalam bentuk audio saja namun dalam bentuk audio visual, seperti
video klip. Video klip merupakan salah satu elemen penting dalam sebuah lagu, musisi
pada umumnya menjadikan sebagai alat pemasaran untuk mempromosikan lagunya,
agar masyarakat tertarik untuk membeli atau mengunduh lagunya. Video klip juga
berguna untuk mendukung pesan, nilai, gagasan yang terkandung pada lagu dalam
bentuk audio dan diperkuat dengan bentuk visualnya, hal ini memudahkan pendengar
mengartikan lagu tersebut. Produksi sebuah video klip tak jauh berbeda dengan
produksi film, Musisi akan secara totalitas memproduksi music videonya, kini
video klip menjadi media musisi untuk mengkespresikan musiknya secara visual
dengan tampilan yang saat ini sudah lebih variatif seiring berkembangnya teknologi
dan trend yang ada. Video klip sudah menjadi bagian besar dalam industri musik sejak lama, video pertama yang pernah
dibuat adalah “Stranger In Paradise” yang dinyanyikan oleh Tony Bennet pada
1953. Pada 1981, MTV menjadi titik balik dari trend distribusi video klip, “Video
Killed The Radio Star” dari The Buggles menjadi video pertama yang ditayangkan
di MTV. MTV mulai mengudara di Indonesia mulai pada 1995 ditayangkan stasiun
televisi lokal, dengan adanya MTV membuat para lebih bersemengat dalam membuat
video klip musik yang lebih estetik dan inovatif.
Salah satu grup band indie rock asal Jakarta bernama Perunggu yang terbentuk pada tahun 2019, berawal dari kebiasaan para personilnya yang hanya sekedar latihan musik selepas pulang kerja, mereka memutuskan masuk ke dunia music tanpa meninggalkan pekerjaannya. Perunggu digawangi oleh 3 anggota Maulana Ibrahim pada vokal/gitar, Adam Adenan pada bass/piano, dan Ido Hasman pada drum. Mereka sudah merilis album debutnya pada 2022 dengan judul “Memorandum”, yang menurut penuturan Perunggu album ini beririsan dengan hidup ini yang penuh dinamika dan problematika yang menyertainya. Irisan-irisan tersebut tertuang dalam 11 lagu, yaitu Tarung Bebas, Canggih!, Pastikan Riuh Akhiri Malammu, Membelah Belantara, Haru Paling Biru, Ini Abadi, Biang Lara, Per Hari Ini, Kalibata, 2012, Prematur, dan 33x.
Sebuah lagu dapat mempengaruhi
dapat mempengaruhi suasana hati
seseorang karena disebabkan oleh mendengarkan lagu itu sendiri dan didukung oleh
video klipnya menjadikan stimulus besar bagi otak. Seperti pada salah satu lagu
pada album tersebut yang berjudul “33x”. lagu tersebut memiiliki makna mendalam
yaitu tentang manusia harus selalu berserah diri pada tuhan, sesuai dengan
judulnya “33x” yang diambil dari bacaan dzikir (Subhanallah, Alhamdulillah, Allahuakbar).
Artinya Subhanallah (Mahasuci Allah), Alhamdulillah (Segala Puji Bagi Allah),
dan Allahuakbar (Allah Mahabesar). Video klip lagu tersebut dirilis pada 5
April 2024 melalui kanal Youtube Perunggu Official.
II.
ANALISIS VIDEO KLIP
Analisis video klip ini menggunakan
semiotika Roland Barthes, menurut Roland Barthes sebuah tanda dapat dilihat
dengan tiga cara yaitu secara denotasi, konotasi, dan mitos. Denotasi merupakan
sistem yang menghasilkan makna yang bersifat ekplisit, denotasi juga merupakan
makna kata sebenarnya yang apa adanya sesuai dengan Indera manusia. Konotasi adalah
tanda makna lapis kedua yang bersifat implisit, tidak langsung, dan tidak
pasti, Dimana segala macam tafsiran dapat terjadi. Sedangkan mitos menurut Barthes
adalah tanda makna yang sangat bersifat konvensional, yang sudah disepakati
atau dipercaya secara luas oleh masyarakat.
Denotasi
Terdapat seseorang pria yang sedang
berjalan
Konotasi
Pria tersebut berjalan dengan tatapan kosong
Mitos
Mengartikan seseorang yang sedang sedang
menghadapi dan memikirkan masalah yang berat
Denotasi
Menampilkan orang tua dan anaknya di
sebuah lorong rumah
Konotasi
Seorang ayah yang ingin mengantarkan
anaknya untuk pergi
Mitos
Kasih sayang orang tua yang selalu Ikhlas
untuk membantu anaknya
Denotasi
Anak yang sedang bekerja di sebuah
kapal
Konotasi
Gerakan mengusap keringat di kepala mengartikan
lelahnya dalam bekerja
Mitos
Terasa berat namun harus tetap
menjalani yang sudah menjadi tujuannya
Denotasi
Handphone orang tua yang sedang
melakukan video call dengan anaknya
Konotasi
Video call adalah salah satu cara komunikasi
yang bisa dilakukan
Mitos
Sebuah cara melepas rindu orang tua
kepada anaknya dengan video call
Denotasi
Ayah yang sedang menandai tanggal pulang
anaknya pada kalender
Konotasi
Ayah merindukan kepulangan anaknya yang
sedang bekerja
Mitos
Menandai kalender adalah salah satu
cara mengingat apa yang akan dilakukan
Denotasi
Ayah yang sedang melihat album foto dia
dan anaknya ketika kecil
Konotasi
Waktu yang terasa cepat berlalu, anaknya
yang masih kecil sekarang sudah tumbuh dewasa
Mitos
Orang tua akan menganggap anaknya
selalu sama, meskipun sudah dewasa dan memiliki kehidupannya sendiri
Denotasi
Anak yang sedang menangis/bersedih, terduduk
lemas di sebuah kapal
Konotasi
Mengartikan kesedihan karena mendapatkan
kabar duka tentang ayahnya
Mitos
Seseorang yang terduduk lemas sambil
menangis biasanya mendapatkan kesedihan yang mendalam
Denotasi
Bendera kuning yang diikat di pagar
rumah
Konotasi
Bendera kuning biasanya memiliki arti
khusus
Mitos
Umumnya diartikan sebagai penanda bahwa
ada seseorang yang sudah meninggal atau menjadi penanda rumah duka
Denotasi
Ruang keluarga pada sebuah rumah yang
menyatu dengan ruang makan
Konotasi
Tempat berkumpul anak dan ayah ketika
masih tinggal bersama
Mitos
Kondisi rumah yang sepi dan tak lagi
sama ketika salah satu penghuninya pergi untuk selamanya
III.
PENUTUP
Pada video klip lagu “33x” milik Perunggu
ini berfokus pada kisah anak yang hidup dan tinggal berdua saja dengan ayahnya,
sang anak harus pergi meninggalkan ayahnya untuk pergi bekerja di sebuah kapal.
Salah satu daya tarik pada video klip ini adalah bagaimana visualisasi jalan ceritanya
terasa begitu emosional, dengan mengambil dari problematika sebuah keluarga
yang ceritanya relate dengan Masyarakat, sehingga video tersebut menjadi terasa
dekat oleh yang melihat. Eksekusi yang sederhana dan tidak memerlukan efek-efek
visual yang sulit, berhasil menjadikan video ini menarik dan mudah di pahami.
Audio dan visualnya begitu terasa selaras, tidak
mengartikan secara gamblang tentang lagunya namun dijelaskan secara implisit
pada video klipnya. Tidak lari dari garis besar lagu tersebut, yang berpesan bahwa
sebagai manusia harus selalu berserah pada-Nya apapun yang terjadi dan tetap fokus
pada tujuan yang akan dituju, “Terus berenang, lanjutlah mendaki” sedikit
penggalan lirik yang memiliki arti bahwa apapun yang sudah terjadi, kita harus
terus melangkah dan jangan menyarah karena apa yang sudah Tuhan ambil akan
diberikan berkali kali lipat. Dalam video klip tersebut, sang ayah meninggal
dan anaknya harus tetap menjalani hidupnya walaupun tidak akan sama lagi
seperti dulu. Tuhan menjadikan anak sebagai kesempatan kedua orang tuanya, jangan sia-sia kan kesempatan
itu jadilah versi terbaik.
DAFTAR
PUSTAKA
https://youtu.be/hbL5jQCw3As?si=xdYIB7eJjXZntWTQ
https://proceedings.unisba.ac.id/index.php/BCSIBC/article/view/9581/3802
https://repository.dinamika.ac.id/id/eprint/1120/5/BAB_II.pdf
https://www.cultura.id/perkembangan-trend-video-klip-musik-dari-masa-ke-masa
http://etheses.uingusdur.ac.id/5164/1/3418152_Cover_Bab%20I%20dan%20Bab%20V.pdf
https://id.wikipedia.org/wiki/Perunggu_(grup_musik)
Komentar
Posting Komentar